Air yang tumpah dari ember melalui kain
Sebuah ember berisi air diletakan kain
yang menggantung di salah satu sisi ember. Kemudian air yang ada di dalam ember
habis dan telah berada di luar ember melalui kain tanpa merubah posisi ember.
Hal ini dapat terjadi karena adanya gejala
kapilaritas. Dimana kapilaritas artinya peristiwa naik atau turunnya permukaan
zat cair pada pipa kapiler. Yang menyebabkan fluida naik adalah karena di dalam
fluida yang ada di ember tersebut terdapat gaya angkat atau gaya ke atas. Hal
ini disebabkan oleh tekanan hidrostatis bagian bawahnya lebih besar daripada
tekanan pada bagian atasnya.
Kemudian dari adanya kapilaritas dan gaya
angkat, peristiwa ini juga dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi lebih kecil
dibandingkan gaya adesi. Gaya kohesi adalah gaya tarik menarik antara partikel
yang sejenis, dalam hal ini partikel yang sejenis adalah antara molekul air.
Kemudian gaya adesi adalah gaya tarik menarik antara partikel yang tidak
sejenis, dalam hal ini partikel yang tidak sejenis adalah antara air dengan
kain (menyerap).
Setelah air ditarik ke atas kemudian
saling tarik menarik antara partikel air dan kain (seluruh bagian kain basah),
bekerja gaya gravitasi (gaya tarik bumi). Gaya gravitasi ini terjadi karena
tegangan permukaan sama dengan berat fluida yang diangkat. Oleh karena itu air
di dalam ember dapat tumpah keluar melalui kain tanpa harus mengganggu
gugat posisi ember.
Naiknya air dari
akar ke daun
Berikut ini adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi pengangkutan air:
1. Adanya
Tekanan Akar
Air tanah masuk secara
osmosis ke dalam akar. Osmosis adalam perpindahan molekul air dari kerapatan
tinggi ke kerapatan rendah melalui suatu membran. Pergerakan air mengakibatkan
adanya tekanan dalam sel yang mendorong air masuk ke dalam pembuluh kayu akar
(berbentuk seperti pipa kapiler).
2. Sifat
Kapilaritas Pembuluh Kayu
Pembuluh kayu mengalami
peristiwa naik turunnya air pada pembuluh kayu sendiri yang bentuknya
menyerupai pipa kapiler. Selain itu bekerja gaya adesi antara partikel air
dengan pembuluh kayu.
3. Aktivitas
Xilem
Xylem sebagai bagian
dari berkas pengangkut terdiri dari trakea dan trakeid (sel mati), parenkim
xylem. Parenkim ini mampu mengadakan metabolism yang menghasilkan energy untuk
menggerakan air ke atas.
4. Daya
Isap Daun
Daun mengeluarkan air dalam bentuk
uap melalui stomata. Akibatnya, cairan pada sel yang terdapat di daun menjadi
pekat (hipertonis). Kepekatan cairan sel daun mengakibatkan terjadinya
penarikan air dari sel sampai ke pembuluh kayu daun, kemudian pembuluh kayu
daun akan menarik air dari pembuluh kayu batang. Air yang berkurang dari
pembuluh kayu batang akan digantikan oleh pembuluh kayu akar. Proses ini
mengakibatkan aliran secara terus-menerus dari akar sampai ke daun.
Secara singkat dapat dijelaskan mengenai
transportasi air pada tumbuhan. Air masuk ke empulur secara osmosis. Kemudian
air naik melalui xylem akar. Air kemudian naik ke xylem batang. Air masuk ke
xylem di tulang daun. Lalu, air dari jaringan pengangkut masuk ke dalam sel
mesofil secara osmosis. Kemudian air berevaporasi dari sel mesofil. Akhirnya,
air berdifusi keluar melalui stomata.
Poses Fotosintesis
Tumbuhan bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat mensintesis
makanan langsung dari senyawa anorganik. Tumbuhan menggunakan karbon dioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Energi untuk
menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis. Berikut ini adalah persamaan
reaksi fotosintesis yang menghasilkan glukosa:
6H2O
+ 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa)
+ 6O2
Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain
seperti selulosa dan dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini
berlangsung melalui respirasi seluler yang terjadi baik pada
hewan maupun tumbuhan. Secara umum reaksi yang terjadi pada respirasi seluler
berkebalikan dengan persamaan di atas. Pada respirasi, gula (glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi dengan
oksigen untuk menghasilkan karbon dioksida, air, dan energi kimia.
Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan.
Klorofil terdapat dalam organel yang disebut kloroplas. Klorofil menyerap
cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis. Meskipun seluruh bagian tubuh
tumbuhan yang berwarna hijau mengandung kloroplas, namun sebagian besar energi
dihasilkan di daun. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil
yang mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya. Cahaya
akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju
mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis. Permukaan daun
biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin yang bersifat anti air untuk
mencegah terjadinya penyerapan sinar matahari ataupun penguapan air yang
berlebihan.
Fotosintesis terdiri dari dua tahap yang disebut reaksi
terang yang membutuhkan cahaya dan melibatkan pemecahan air serta pelepasan
oksigen, dan reaksi gelap atau siklus Calvin yang mengubah karbon dioksida
menjadi gula.
Mengapa tidak baik tumbuhan berada di
dalam rumah pada malam hari?
Fotosintesis terjadi pada siang hari
karena tumbuhan menyerap cahaya menggunakan
pigmen klorofil yang akan digunakan
pada proses fotosintesis tersebut. Tingkat yang mana gula dihasilkan
oleh reaksi bergantung cahaya
matahari (ketika konsentrasi
karbondioksi meningkat). Daun
yang memmiliki fungsi sebagai tempat pertukaran gas O2 dan CO2.
Pada daun berlangsung pengikatan CO2 yang dilakukan oleh ribulose
diphospat (RDP) pada saat fotosintesis. Sementara itu, O2 dikeluarkan
saat berlangsung fotosintesis. Oksigen merupakan salah satu hasil fotosintesis
dan dikeluarkan melalui stomata juga dilakukan pada siang hari karena
menggunakan cahaya.
Sedangkan pada malam hari dimana sumber
cahaya (matahari) tidak ada, tumbuhan tidak melakukan fotosintesis dimana fotosintesis
mengeluarkan oksigen yang merupakan kebutuhan utama manusia bahkan mahkluk
hidup untuk bernafas. Pada malam hari, tumbuhan menyerap oksigen karena
tumbuhan melakukan respirasi sel dimana oksigen adalah bahan utamaya. Karena
itu tumbuhan tidak baik berada di dalam rumah pada malam hari karena manusia
dan tumbuhan akan “berebut oksigen”. Selain itu, tumbuhan mengeluarkan karbon
dioksida pada malam hari yang tidak baik untuk penafasan pada manusia.
Naiknya minyak
pada sumbu lampu
Peristiwa apa yang terjadi pada gambar di
samping? Peristiwa yang terjadi adalah kapilaritas atau peristiwa naik dan
turunnya zat cair dan gaya adesi.
Antara partikel minyak dan sumbu saling
tarik menarik (adesi). Yang membuat bagian atas yang tidak terkena minyak menjadi
basah karena adanya gejala kepilaritas dimana minyak naik melalui ruang-ruang
kapiler yang mirip pipa kapiler pada sumbu.
Minyak sebagai bahan bakar untuk
menghidupkan api karena responsif terhadap api. Api menghasilkan panas sehingga
bagian atasnya akan kering (krhilangan minyak). Sifat adesi tadi yang bersamaan
dengan kapilaritas menarik minyak untuk terus ke atas agar tetap dapat
menghidupkan api.
Apa yang menyebabkan api menjadi padam?
Yang menyebabkan api menjadi padam adalah karena tidak ada lagi bahan bakar
yaitu minyak tanah yang mau diangkut ke atas sehingga gaya adesi dan
kapilaritas pun hilang. Selain itu, faktor lainnya adalah karena sumbu yang
terus menerus terbakar akan berkurang dan lama-lama akan habis. Jadi, walaupun
minyak tanah masih ada jika tidak ada sarana mengangkut minyak tersebut maka
api tidak akan menyala seperti diinginkan. Api akan menyala pada minyak, namun
tidak sebagai alat penerang karena terlalu riskan.
Mengapa pisau
silet dapat mengapung pada air murni dan tenggelam pada air detegen?
Ketika pisau silet diletakkan secara
hati-hati ke atas permukaan air, molekul-molekul air yang terletak di permukaan
agak ditekan oleh gaya berat silet tersebut, sehingga molekul-molekul air yang
terletak di bawah memberikan gaya pemulih ke atas untuk menopang silet
tersebut. Biasanya silet terbuat dari logam, sehingga kerapatannya lebih besar
dari kerapatan air. Selain itu, adanya tarikan pada permukaan cairan membentuk
semacan kulit penutup yang tipis. Itulah yang menjadi alasan walaupun massa
jenis silet lebih besar dari pada air tetapi tetap dapat terapung.
Lalu mengapa setelah fluida diberi
detergen silet menjadi tenggelam? Hal ini karena detergen didesign untuk
memperkecil suatu tegangan permukaan zat cair. Akibatnya, gaya tarik menarik
anatara partikel air menjadi lebih kecil (merenggang). Karena itulah air tidak
mampu menahan silet untuk tetap terapung
5 Mengapa mencuci dengan air panas lebih mudah dan menghasilkan cucian yang
lebih bersih?
Tegangan permukaan dipengaruhi oleh
suhu. Makin tinggi suhu air, makin kecil tegangan permukaan air dan ini berarti
makin baik kemampuan air untuk membasahi benda. Karena itu, mencuci dengan air
panas menyebabkan kotoran pada pakaian lebih mudah larut dan cucian menjadi
lebih bersih. Detergen sintetis modern juga didesain untuk meningkatkan
kemampuan air membasahi kotoran yang melekat pada pakaian, yaitu dengan
menurunkan tegangan permukaan air. Banyak kotoran yang tidak larut dalam air
segar, tetapi larut dalam air yang diberi detergen.
Kesimpulan
Dari banyaknya pembahasan masalah dapat
diambil kesimpulan bahwa kasus-kasus tersebut tidak terlepas dari tegangan
permukaan, adesi dan kohesi, serta kapilaritas. Hal ini juga menyadarkan kita
bahwa Fisika tidak terlepas dari kehidupan kita sehari-hari, dan tanpa kita
sadari sebenarnya kita sering menerapkan teori-teori fisika dalam kehidupan
sehari-hari kita.
Tegangan permukaan adalah kecenderungan
permukaan zat cair untuk menegang sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh
seuatu lapisan elastic. Adesi adalah gaya tarik-menarik antara partikel yang
tidak sejenis. Kohesi adalah gaya tarik-menarik antara pertikel yang sejenis.
Dan kapilaritas adalah peristiwa naik-turunya zat cair.
Mantap ni kak Post nya.. :)
BalasHapusklo bisa kak share juga Fisika utk kelas 12..hehhehe..
Semangat kak..
iya makasih ya dek. Kelas 12 menunggu.
BalasHapus