Pertama
sekali, anak harus mengetahui bahwa Anda mencintai mereka. Mereka bukanlah
beban buat Anda, mereka juga bukan saingan Anda, mereka adalah buah hati Anda.
Jangan pernah sekali-kali berkata bahwa Anda membenci mereka atau pun Anda
menyesal dengan keberadaan mereka, meski saat itu Anda sedang marah. Karena
jika Anda melakukannya hal itu akan terekam dalam memori mereka. Apabila
sesuatu masalah terjadi di keluarga Anda, si anak akan menyalahkan diri mereka,
karena tingkat keegoisan mereka masih tinggi pada tahap ini. Anak yang selalu
merasa terintimidasi cenderung nakal.
Selanjutnya,
beri mereka kepercayaan. Biarkan melakukan hobi mereka meskipun hasilnya tak
memuaskan. Hal itu akan memotivasi anak bahwa ia dapat melakukan sesuatu,
mereka bisa. Jangan paksa anak untuk selalu menjadi yang terbaik. Tahukah Anda?
Mereka akan melakukan segala cara untuk memuaskan keinginan Anda. Misalkan Anda
menuntut anak Anda agar berprestasi di sekolah. Anda mengancam mereka dengan
hukuman secara fisik atau menekan mereka dengan berbagai cara, memotong uang
saku salah satunya, atau dengan cara yang lebih halus Anda menangis di hadapan
mereka. Mereka akan menyontek untuk medapatkan nilai yang bagus. Mereka
berpikir bahwa Anda hanya menerima mereka saat mereka berhasil. Padahal sebagai
orang tua Anda harus menerima segala kekurangan dan kelebihan mereka. Anda
harus siap menjadi orang pertama yang mereka datangi saat mereka gagal. Hal itu
tidak akan menimbulkan kegagalan yang berkelanjutan akan tetapi meminimalisir
kegagalan tersebut.
Yang
terutama tentang kepercayaan adalah Anda harus dapat dipercaya agar anak dapat
belajar percaya pada Anda dan sesama. Dengan begitu akan timbul karakter yang selalu
berpikir positif pada segala sesuatu. Jika Anda menumbuhkan rasa percaya yang
positif kepada anak, hal itu akan memotivasi anak untuk lebih bertanggung jawab
guna menjaga kepercayaan Anda.
Dalam
mendidik anak juga dibutuhkan kesabaran. Kesabaran yang dimaksudkan adalah
kesabaran yang berhikmat. Jika anak Anda pulang jam sebelas malam tanpa alasan
yang jelas, keadaan ini tidak perlu kesabaran Anda melainkan ketegasan Anda. Kesabaran
dan ketegasan memiliki batas yang rawan. Jika Anda terlalu sabar, Anda akan diremehkan
oleh si anak. Sebaliknya jika ketegasan Anda melampaui batas, Anda akan
dianggap otoriter, sehingga anak akan menuruti perintah Anda bukan karena
menghormati Anda tapi cenderung takut akan Anda.
Saat
memarahi anak, Anda harus menjelaskan mengapa Anda marah, apa sebabnya, dan apa
kesalahan anak Anda, juga selesaikan dengan memotivasi pada mereka. Saat
memarahi anak Anda, jangan pernah membandingkan mereka dengan orang lain, akan
tetapi bandingkanlah mereka dengan cita-cita mereka. Contohnya, jangan pernah
berkata, “tirulah si A, dia baik, cerdas, dan mau diatur,” akan tetapi
katakanlah demikian, “katanya ingin jadi pilot, kok malas belajar, nak?”. Membandingkan mereka dengan orang lain
hanya menimbulkan pemberontakan sedangkan membandingkan mereka dengan
cita-citanya memotivasi si anak lebih dalam, sehingga ia akan malu pada dirinya
sendiri.
Ketika
anak dimarahi, mereka mungkin akan menjadikan tangisan mereka sebagai tameng.
Jangan pernah luluh saat mereka menangis ketika mereka dimarahi (karena salah).
Karena mereka sedang mencoba memanipulasi Anda. Untuk menyuruh si anak diam
saat menangis ketika dimarahi, jangan pernah memeluk mereka. Anda hanya akan
mendapat serangkaian pemberontakan dari mereka. Diam adalah kata kuncinya.
Ketika ia menyadari kesalahannya dan mau minta maaf, pada saat itulah Anda
memeluknya. Jangan lupa mengatakan mantra “Aku mencintaimu,” percayalah
kata-kata tersebut lebih efektif dari yang Anda kira.
Kedinamisan
dalam mendidik anak memunculkan didikan yang kurang tepat yaitu jarang sekali
memberikan reward. Memberikan reward harus pada saat yang tepat agar
tidak menimbukan sifat manja pada si anak. Reward
ini dapat berupa pujian atau hadiah (benda). Memberikan pujian merupakan
suatu imbalan yang wajar sebagai ungkapan terima kasih dan perhatian dari
orantua. Sedangkan reward yang berupa
hadiah atau benda dijanjikan kepada anak untuk memotivasi dirinya, hal ini
berupa wujud kasih yang nyata.
Dalam
memberikan reward jelaskan pada
mereka tentang setiap sebab akibat dari segala perbuatan mereka yang berdampak
bagi kehidupan dan pribadi mereka sendiri. Jadi reward juga dapat berbentuk akibat-akibat dari yang mereka lakukan.
Sebagai contoh, jika si anak malas belajar mereka akan mendapat imbalan gagal
dalam pelajaran mereka. Tapi ketika mereka rajin belajar dan berprestasi mereka
akan mereasakan imbalan dari sekitar mereka. Mereka akan mendapatkan pujian
dari guru dan teman mereka, mereka akan terpandang, dan pujian dari Anda. Itu
semua merupakan imbalan dari perbuatan mereka.
Yang
terakhir selalu luangkan waktu untuk mendengarkan setiap kisah yang mereka
alami selama satu hari. Mereka tidak akan bercerita saat Anda memintanya untuk
bercerita, akan tetapi mereka akan bercerita saat Anda dan si anak sedang
melakukan aktifitas santai bersama. Contohnya bermain boneka atau bola bersama,
menonton televisi bersama, menggambar bersama, bahkan memasak bersama.
Saat-saat seperti itu si anak tidak akan sadar akan keterbukaannya.
Mendidik
anak bukanlah suatu hal yang mudah. Karena setiap pribadi anak berbeda-beda
berdasarkan umur mereka, apakah mereka anak sulung, bungsu atau tengah, dan beberapa
faktor lain yang mempengaruhi perbedaan cara mendidik anak. Namun, semua hal
yang disebutkan di atas adalah cara-cara umum mendidik anak. Selanjutnya tugas
Anda adalah mendalami karakter si anak tersebut.
Orang
tua merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan anak, yang
menetukan si anak nakal atau tidak. Sedangkan faktor utama atau faktor internal
adalah diri mereka sendiri. Dengan melakukan semua hal tersebut, tidak dapat
menjamin mutu karakter anak Anda. Namun, akan lebih buruk lagi jika Anda tidak
melakukannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar