Sabtu, 24 Agustus 2013

ICC (The International Criminal Court)


Pengadilan Pidana Internasional (ICC = The Interational Criminal Court) adalah lembaga hukum mandiri yang permanen. Mandiri disini berarti bahwa lembaga ini memiliki kekuasaan sendiri atau hak otonomi dalam melaksanakan tugas sesuai dengan batas-batas kewenangan yang telah ditentukan. Lembaga ini diciptakan oleh komunitas negara internasional untuk mengusut kejahatan besar menurut hukum internasional seperti genosida, kejahatan kemanusiaan, kejahatan perang dan kejahatan agresi.
ICC dibentuk karena ketidakmampuan komunitas internasional menciptakan sistem perlindungan terhadap HAM secara regional dan internasional. ICC disahkan pada tanggal 1 Juli 2002. ICC berkedudukan di Den Haag, Belanda.
Kejahatan genosida (the crime of genocide) adalah sebuah pembantaian besar-besaran terhadap suatu suku bangsa atau kelompok dengan maksud untuk memusnahkan suku bangsa tersebut. Pembantaian tersebut dapat dengan cara membunuh, mengakibatkan penderitaan fisik atau mental berat pada suku bangsa tersebut. Contohnya pembantaian kaum berkulit hitam di Darfur oleh milisi Janjaweed di Sidan pada tahun 2004.
Kejahatan kemanusian (the crimes against humanity) adalah perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang diketahui bahwa serangan tersebut ditujukan langsung pada penduduk sipil. Contohnya kejahatan terhadap kemanusiaan dilakukan atas kepentingan politik seperti yang pernah terjadi di Jerman oleh pemerintahan Hitler.
Kejahatan perang (war crimes) adalah pelanggaran terhadap hukum perang.
Kejahatan agresi (the crime of aggression) yaitu tindak kejahatan yang berkaitan dengan ancaman terhadap perdamaian.
Statuta Roma 1998 merupakan dasar dari pembentukan ICC. Isi dari Statuta Roma adalah salah satu bagian dari bagian dari hukum humaniter. Arti Statuta sendiri ialah keadaan atau kedudukan suatu lembaga dalam berbagai situasi yang terjadi baik sekarang maupun yang akan datang. Prinsip dasar dari Statuta Roma adalah bahwa ICC “merupakan pelengkap bagi yurisdiksi pidana nasional” (pasal 1).

Tujuan ICC adalah sebagai berikut:
Bertindak sebagai pencegah terhadap orang yang berencana melakukan kejahatan serius menurut hukum internasional.
Mendesak para penuntut nasional yang bertanggung jawab secara mendasar untuk mengajukan mereka yang bertanggung jawab terhadap suatu kejahatan ke pengadilan agar pelaku tersebut di diproses.
Mengusahakan supaya para korban dan keluarganya bisa memiliki kesempatan untuk mendapatkan keadilan dan kebenaran, dan memulai proses rekonsiliasi.  Rekonsiliasi artinya membangun hubungan baik kembali antara korban dan keluarganya.
Melakukan langkah besar untuk mengakhiri masalah pembebasan dari hukuman.
Apa pengaruh ICC terhadap pengadilan nasional? Pengadilan nasional tetap memiliki wilayah hukumnya sendiri terhadap kejahatan-kejahatan semacam itu. ICC hanya akan bertindak ketika pengadilan nasional tidak mampu atau tidak mau memproses suatu kasus kejahatan tersebut.
           
Wilayah hukum ICC adalah sebagai berikut:
Kejahatan dilakukan di wilayah negara yang telah meratifikasi Statuta Roma.
Kejahatan dilakukan oleh warga negara dari sebuah negara yang telah meratifikasi Statuta Roma.
Negara yang belum meratifikasi tetapi sudah membuat deklarasi yang menyetujui yurisdiksi pengadilan terhadap tindak kejahatan.
Kejahatan dilakukan dalam situasi yang mengancam atau melanggar perdamaian dan keamanan internasional, dan Dewan Keamanan PBB telah menyerahkan situasi tersebut ke Pengadilan Pidana Internasional menurut bab 7 Piagam PBB.
           
3 cara yang dilakukan untuk menetapkan kasus-kasus yang dapat disidangkan di ICC:
Jaksa Penuntut ICC bica mengawali tindakan investigasi pada suatu situasi dimana satu atau lebih kejahatan telah dilakukan, berdasarkan pada informasi dari sumber apa saja, temasuk dari korban atau keluarga korban, tetapi hanya bila pengadilan tersebut memiliki yurudiksi terhadap kejahatan dan individu tersebut.
Negara-negara yang telah meratifikasi Statuta Roma bisa memminta Jaksa untuk menginvestigasi suatu keadaan dimana satu atau lebih kejahatan telah dilakukan, tetapi hanya bila pengadilan tersebut memiliki yurisdiksi.
Dewan Keamanan PBB bisa meminta Jaksa untuk  menginvestigasi suatu keadaan dimana satu atau lebih kejahatan telah dilakukan. ICC akan memiliki yurusdiksi ketika Dewan Keamanan PBB menyerahkan hal tersebut kepada Jaksa, bahkan sekalipun jika kejahatan terjadi di wilayah negara yang belum meratifikasi Statuta Roma, atau dilakukan oleh warga negara dari negara semacam itu.
Intinya, setiap kasus tergantung pada Jaksa untuk memutuskan apakah akan memulai sebuah investigasi atau tidak. Jaksa hanya bisa memulai suatu investigasi bila kejahatan telah dilakukan di wilayah suatu negara yang menganut Statuta atau tertuduh  merupaka  warga negara dari sebuah negara yang menganut Statuta. Keefektifan pengadilan akan diukur dari berapa banyak negara yang meratifikasi Statuta tersebut.

Bijak Mendidik Anak



Memiliki anak yang tidak dapat diatur pasti bukanlah keinginan setiap orangtua. Ada apa dengan cara mendidik anak sekarang ini? Mendidik anak adalah sesuatu hal yang dinamis, yang perlu Anda lakukan hanya mengikuti perkembangannya.
Pertama sekali, anak harus mengetahui bahwa Anda mencintai mereka. Mereka bukanlah beban buat Anda, mereka juga bukan saingan Anda, mereka adalah buah hati Anda. Jangan pernah sekali-kali berkata bahwa Anda membenci mereka atau pun Anda menyesal dengan keberadaan mereka, meski saat itu Anda sedang marah. Karena jika Anda melakukannya hal itu akan terekam dalam memori mereka. Apabila sesuatu masalah terjadi di keluarga Anda, si anak akan menyalahkan diri mereka, karena tingkat keegoisan mereka masih tinggi pada tahap ini. Anak yang selalu merasa terintimidasi cenderung nakal.
Selanjutnya, beri mereka kepercayaan. Biarkan melakukan hobi mereka meskipun hasilnya tak memuaskan. Hal itu akan memotivasi anak bahwa ia dapat melakukan sesuatu, mereka bisa. Jangan paksa anak untuk selalu menjadi yang terbaik. Tahukah Anda? Mereka akan melakukan segala cara untuk memuaskan keinginan Anda. Misalkan Anda menuntut anak Anda agar berprestasi di sekolah. Anda mengancam mereka dengan hukuman secara fisik atau menekan mereka dengan berbagai cara, memotong uang saku salah satunya, atau dengan cara yang lebih halus Anda menangis di hadapan mereka. Mereka akan menyontek untuk medapatkan nilai yang bagus. Mereka berpikir bahwa Anda hanya menerima mereka saat mereka berhasil. Padahal sebagai orang tua Anda harus menerima segala kekurangan dan kelebihan mereka. Anda harus siap menjadi orang pertama yang mereka datangi saat mereka gagal. Hal itu tidak akan menimbulkan kegagalan yang berkelanjutan akan tetapi meminimalisir kegagalan tersebut.
Yang terutama tentang kepercayaan adalah Anda harus dapat dipercaya agar anak dapat belajar percaya pada Anda dan sesama. Dengan begitu akan timbul karakter yang selalu berpikir positif pada segala sesuatu. Jika Anda menumbuhkan rasa percaya yang positif kepada anak, hal itu akan memotivasi anak untuk lebih bertanggung jawab guna menjaga kepercayaan Anda.
Dalam mendidik anak juga dibutuhkan kesabaran. Kesabaran yang dimaksudkan adalah kesabaran yang berhikmat. Jika anak Anda pulang jam sebelas malam tanpa alasan yang jelas, keadaan ini tidak perlu kesabaran Anda melainkan ketegasan Anda. Kesabaran dan ketegasan memiliki batas yang rawan. Jika Anda terlalu sabar, Anda akan diremehkan oleh si anak. Sebaliknya jika ketegasan Anda melampaui batas, Anda akan dianggap otoriter, sehingga anak akan menuruti perintah Anda bukan karena menghormati Anda tapi cenderung takut akan Anda.
Saat memarahi anak, Anda harus menjelaskan mengapa Anda marah, apa sebabnya, dan apa kesalahan anak Anda, juga selesaikan dengan memotivasi pada mereka. Saat memarahi anak Anda, jangan pernah membandingkan mereka dengan orang lain, akan tetapi bandingkanlah mereka dengan cita-cita mereka. Contohnya, jangan pernah berkata, “tirulah si A, dia baik, cerdas, dan mau diatur,” akan tetapi katakanlah demikian, “katanya ingin jadi pilot, kok malas belajar, nak?”. Membandingkan mereka dengan orang lain hanya menimbulkan pemberontakan sedangkan membandingkan mereka dengan cita-citanya memotivasi si anak lebih dalam, sehingga ia akan malu pada dirinya sendiri.
Ketika anak dimarahi, mereka mungkin akan menjadikan tangisan mereka sebagai tameng. Jangan pernah luluh saat mereka menangis ketika mereka dimarahi (karena salah). Karena mereka sedang mencoba memanipulasi Anda. Untuk menyuruh si anak diam saat menangis ketika dimarahi, jangan pernah memeluk mereka. Anda hanya akan mendapat serangkaian pemberontakan dari mereka. Diam adalah kata kuncinya. Ketika ia menyadari kesalahannya dan mau minta maaf, pada saat itulah Anda memeluknya. Jangan lupa mengatakan mantra “Aku mencintaimu,” percayalah kata-kata tersebut lebih efektif dari yang Anda kira.
Kedinamisan dalam mendidik anak memunculkan didikan yang kurang tepat yaitu jarang sekali memberikan reward. Memberikan reward harus pada saat yang tepat agar tidak menimbukan sifat manja pada si anak. Reward ini dapat berupa pujian atau hadiah (benda). Memberikan pujian merupakan suatu imbalan yang wajar sebagai ungkapan terima kasih dan perhatian dari orantua. Sedangkan reward yang berupa hadiah atau benda dijanjikan kepada anak untuk memotivasi dirinya, hal ini berupa wujud kasih yang nyata.
Dalam memberikan reward jelaskan pada mereka tentang setiap sebab akibat dari segala perbuatan mereka yang berdampak bagi kehidupan dan pribadi mereka sendiri. Jadi reward juga dapat berbentuk akibat-akibat dari yang mereka lakukan. Sebagai contoh, jika si anak malas belajar mereka akan mendapat imbalan gagal dalam pelajaran mereka. Tapi ketika mereka rajin belajar dan berprestasi mereka akan mereasakan imbalan dari sekitar mereka. Mereka akan mendapatkan pujian dari guru dan teman mereka, mereka akan terpandang, dan pujian dari Anda. Itu semua merupakan imbalan dari perbuatan mereka.
Yang terakhir selalu luangkan waktu untuk mendengarkan setiap kisah yang mereka alami selama satu hari. Mereka tidak akan bercerita saat Anda memintanya untuk bercerita, akan tetapi mereka akan bercerita saat Anda dan si anak sedang melakukan aktifitas santai bersama. Contohnya bermain boneka atau bola bersama, menonton televisi bersama, menggambar bersama, bahkan memasak bersama. Saat-saat seperti itu si anak tidak akan sadar akan keterbukaannya.
Mendidik anak bukanlah suatu hal yang mudah. Karena setiap pribadi anak berbeda-beda berdasarkan umur mereka, apakah mereka anak sulung, bungsu atau tengah, dan beberapa faktor lain yang mempengaruhi perbedaan cara mendidik anak. Namun, semua hal yang disebutkan di atas adalah cara-cara umum mendidik anak. Selanjutnya tugas Anda adalah mendalami karakter si anak tersebut.
Orang tua merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan anak, yang menetukan si anak nakal atau tidak. Sedangkan faktor utama atau faktor internal adalah diri mereka sendiri. Dengan melakukan semua hal tersebut, tidak dapat menjamin mutu karakter anak Anda. Namun, akan lebih buruk lagi jika Anda tidak melakukannya.

DAUN part 2




Aku punya berita bagus dan berita buruk. Berita bagusnya adalah beberapa kali pohon datang datang kepadaku. Kami tidak berbincang tentang hal-hal indah. Belakangan ini ia selalu mengeluh karena kekurangan air.
Berita buruknya ia hanya membagi keluhannya padaku tapi saat tertawa ia bersama dengan daun-daun yang lebih rupawan yang ada di dekatnya.
###

“Kalian terlihat sangat pucat,” kata angin.
“Begitulah, akhir-akhir ini jarang turun hujan. Kami kekurangan air,” sahutku lemah.
Angin mengangguk paham. Ia pergi.
Beberapa saat kemudian setetes air membasahiku. Hujan turun!
“Apakah itu cukup?” tanya angin.
“Bagaimana kau melakukannya?”
Angin tersenyum bangga, “hanya perlu bermain-main dengan awan.”
“Terimakasih,” sahutku sambil tetap merasakan tetes air hujan. Segarnya!
Angin pastilah sangat baik mau membantuku. Tidak hanya aku tapi daun lain dan pohon-pohon lain juga merasakan kebaikan dari angin.
Pohonku juga tampak sangat bergembira. Aku bisa merasakan energi yang mengalir ke dalamku.
Terimakasih angin, terimakasih.
###

Pohon akhir-akhir ini murung walau ia tetap menyapa daun-daun seperti biasa, mengalirkan makanan kepada kami, mengibaskan ranting jika ada ulat bulu yang datang. Namun, ia selalu menyelamatkan daun muda dan membiarkan daun tua. Sekarang sepertinya itu sudah biasa menjadi pemandangan sehari-hari.
Pohon kali ini sedang akrab dengan sebuah pucuk. Ia berbincang padanya sepanjang hari. Aku pernah menggoyangkan diriku agar mendapat perhatiannya tapi ia hanya menyapa. Aku heran kenapa aku dahulu ingin sekali menjadi daun tua.
“Hey daun,” sapa angin.
“Hey,” sahutku datar.
“Ah aku ingin sekali menunjukan sesuatu yang lebih indah.”
Aku tiba-tiba bersemangat, “benarkah?”
“Ya tapi tempatnya jauh.”
Seketika aku pun lesu.
“Tapi jika kau mau aku bisa membawamu pergi.”
Meninggalkan pohon?! “Kurasa aku tidak bisa, angin. Bagaimana kalau kau menceritakannya saja.”
Aku tahu angin kecewa tapi dia terlalu baik sampai mau memceritakannya “Baiklah. Hal indah itu adalah matahari tenggelam di pantai. Warna air akan berubah jadi oranye dan cahayanya memantul seperti memercikan berlian. Ah, itu pun jika kau tahu berlian.”
Aku tertawa, “kurasa benar-benar sangat indah.”
###

Sepertinya benar-benar ada yang mengganggu pikiran pohon. Wajahnya sangat sedih. Beberapa kali aku bertanya padanya tapi dia diam saja. Ia tidak berbincang dengan daun lagi. Tentu ini berdampak pada kami. Beberapa daun hijau tiba-tiba berubah warnah menjadi coklat dan jatuh ke tanah. Apa yang sedang terjadi?! Biasanya daun yang sangat tua saja yang akan jatuh ke tanah.
“Hey pohon, ada apa denganmu?” tanyaku.
“Maafkan aku,” bisiknya lirih.
Aku tidak mengerti apa yang terjadi. Dunia benar-benar aneh!
“Apa kabar, daun?” sapa angin.
Aku memaksakan senyum.
“Apa kau masih memikirkan pohon?”
“Ya, aku tidak mengerti mengapa dia seperti itu.”
“Apa kau mau lepas dari pohon?” tanya angin.
“Andai aku bisa. Tapi jika tanpanya aku mati.”
“Tapi bersama dengan dia yang seperti ini kau juga akan mati.” Suara pohon terdengar kesal. Ia berhembus kuat. Sangat kuat, membuat daun yang kecoklatan runtuh.
“Aku tidak bisa!” pekikku.
“Lihatlah, apakah pohon mempertahankanmu?”
Aku memilirik ke arah pohon. Ia hanya diam saja. “Aku mohon pergilah!” bentakku pada angin.
Angin mungkin terkejut dengan volume suaraku. Ia tiba-tiba menghilang begitu saja.
Aku melirik lagi ke arah pohon. Apa yang terjadi padamu? Batinku.
“Apa kau benar-benar tidak tahu?” Sebuah tupai sudah berdiri di hadapanku.
“Apa?” sahutku bingung.
Tupai itu menghela napas. “Sebentar lagi musim gugur.”
“Musim gugur? Apa itu?”
Tupai itu melebarkan matanya, “demi tanah yang subur, kau ini daun apa?!” pekiknya. “Musim gugur adalah waktu di mana pohon akan menggugurkan daunnya demi menyelamatkan dirinya.”
“Apa maksudmu?” Aku semakin bingung.
“Apa kau pikir daun jatuh begitu saja?”
###

Apa kau pikir daun jatuh begitu saja.
Aku baru mengerti mengapa pohon meminta maaf waktu itu. Tupai itu sangat pandai dan memberitahuku banyak hal tentang musim gugur, musim salju, dan musim lainnya, tentang burung elang dan rubah yang terkadang memangsa mereka dan lainnya. Yah, aku hanya sebuah daun yang diam di ranting pohon. Memangnya aku bisa apa. Memangnya aku tahu apa.
Daun akan tumbuh ketika musim semi tapi pohon tidak tumbuh semudah yang kau bayangkan.
Kata-kata tupai itu terus terngiang.
Sebenarnya kondisi pohon sangat menyedihkan aku bisa merasakan energi yang mengalir padaku darinya mulai melemah. Apa dia tidak berusaha mempertahankanku? Mempertahankan para daun?
“Apa kau mau pergi sekarang?” sapa angin kali ini.
Aku melirik pohon yang masih murung.
“Tidak. Pohon masih membutuhkanku,” sahutku. Bahkan aku tidak begitu yakin dengan kata-kataku kali ini.
###

Waktu terus berjalan. Setiap hari angin selalu datang dan bertanya apakah aku siap untuk pergi. Aku selalu menjawab tidak. Kondisi pohon semakin parah. Banyak daun yang memilih untuk tetap tinggal banyak juga yang merelakan dirinya jatuh.
Warnaku mulai coklat. Setiap saat aku melemah tapi aku masih ingin bersama pohon walau ia tak menginginkanku.
Aku tahu kami pada daun coklat tak akan bisa melewati kondisi seperti ini. Semua daun coklat harus gugur tapi aku pikir aku bisa menjadi daun yang beruntung bisa melewati musim gugur dan musim salju. Kemudian bertemu beberapa daun baru di musim semi dan lebih dekat dengan pohon.
###

Hari semakin dingin. Angin semakin kuat berhembus. Pohon semakin lemah. Dan aku semakin coklat.
Aku memandang daun lainnya yang masih berwarna kehijauan. Mungkin aku adalah daun tercoklat di pohon ini.
“Apa kau siap untuk pergi?” tanya angin.
Aku menghela napas. “Apa kau bisa melepaskanku?”
“Jika kau mau.”
Aku melirik ke arah pohon. Demi setiap daun yang ada di dunia ini aku tidak mau meninggalkan pohon. Namun, seperti yang dikatakan tupai aku harus gugur.
“Kumohon bertahanlah. Ketika musim-musim berganti tetaplah menjadi dirimu yang tertawa dan tersenyum bahkan ketika musim seperti ini datang. Kami hanya daun dan sudah kewajiban kami untuk gugur dan menyelamatkanmu. Bukan menyelamatkan,” ralatku. “Tapi membalas apa yang sudah kau berikan kepada kami yaitu dunia ini.”
Aku bisa merasakan kesedihan pohon. “Ini bukan salahmu.”
Aku memberi isyarat pada angin. Ia pun berhembus kuat. Aku mulai merasakan tangkaiku melemah. Sebagian diriku rapuh. Aku terbang melayang dan kemudian jatuh tepat di akar pohon yang masih menyembul.
“Bertahanlah, aku mencintaimu,” bisikku.
###