baca cerita sebelumnya di sini
PRIA SUDUT KOTA PART III
Sudah
enam bulan aku menunggunya di sini, ia tidak datang juga. Setahun, batang
hidungnya belum juga terlihat. Aku mulai putus asa dan berpikir apa yang Anna
harapkan dari laki-laki sepertiku. Mungkin cibiran itu benar.
Salju
semakin tebal setiap tahun, dan kondisi fisikku semakin lemah. Aku memaki
waktu.
Kepalaku
agak sedikit pusing, dan padanganku memudar. Salju sudah menutupi setengah
tubuhku. Orang-orang mencoba memindahkanku tapi aku meronta. Aku takut kalau
Anna tiba-tiba datang.
Aku
tidak kuat lagi. Badanku mulai lemas. Sekarang aku sudah meringkuk di tumpukan
salju. Mataku perlahan terpejam.
“Toni,
Toni, Toni.” Suara lembut itu membangunkan.
“Tidak
mungkin!” suaraku tertahan di tenggorokan. ANNA?!
“Long
time no see,” Anna tersenyum. Tangannya meraih tangan kiriku, aku bangkit
perlahan. “Apa kabar?”
Aku
tidak menghiraukan pertanyaannya. “Kamu dari mana saja?” Air mataku sudah
menetes. Dasar pria cengeng!
Ia
melingkarkan tangannya pada pinggangku. “Melakukan perjalanan jauh.”
Salju
benar-benar sudah menutupi kota. Kota sangat sepi. Ah, pasti mereka semua sudah
berada di rumah, menghangatkan diri di depan perapian. Di tengah puith-putih
ini yang ada hanya aku, Anna dan pohon maple. Sejak kapan banyak pohon maple di
sini?!
Aku
menyelesaikan lamunanku kembali fokus pada sang hasrat yang sudah di depan
mataku. “Apa sekarang perjalananmu sudah selesai?”
Anna
menggeleng, “aku ingin mengajakmu ikut denganku.”
“Kemana?”
Lagi-lagi aku mengernyitkan dahi.
“Ayolah,”
sahut Anna dengan sedikit tertawa.
Kami
berjalan terus menapaki salju putih melewati setiap pohon maple sampai kami
kembali ke hutan itu duduk di pohon maple seperti dahulu.
T A M A T
Tidak ada komentar:
Posting Komentar