AKHIR CERITA
Setelah keluar beberapa langkah dari
sekolah, terpampanglah pesta pora anak kelas tiga SMA merayakan kelulusan. Bau
bahan kimia dari piloks dan spidol sangat menyengat hidungku. Baju yang tadinya
putih berubah warna menjadi merah, biru, hitam, hijau, kuning, dan sebagainya.
Spidol menjadi “most wanted thing”, rasanya belum klop kalau belum
menandatangai semua baju seragam SMA tidak peduli siapa.
Menurutmu aku ikut dalam keriuhan itu?
Tidak, aku berdiri mengamati mereka. Orang tua sebenarnya tidak melarangku. Tapi
aku memang tidak menginginkannya. Bukan begini gayaku berpesta. Lihatlah tidak
ada gurat sedih di wajah mereka. Ini bukan soal kelulusan melainkan perpisahan.
Dan tanda tangan di baju seperti legalitas perpisahan yang akan berlangsung
lama.
Beberapa memang ada yang pulang dengan
baju bersih sepertiku. Tapi, mereka biasanya dilarang dan aku tidak. Aku lebih
memilih pulang dengan baju bersih karena seragamku ini hanya satu-satunya jadi
aku masih berharap bisa memakai baju ini sebagai mana adanya ke sekolah bahkan
setelah aku kerja atau punya anak nanti. Aku berharap badanku masih muat
memakai seragam ini suatu saat nanti. Aku membayangkan ketika cucuku sudah ada
sembilan aku dan memakai seragam ini sebagai lelucon akhir tahun sebelum aku
benar-benar telanjang ditimbun tanah. Alasan yang lain aku tidak suka kelihatan
tidak beretika dengan pesta pora murahan yang sebenarnya tidak, hanya
anggapanku saja.
Masa SMA adalah masa yang paling indah.
Percayalah padaku tidak ada yang lebih baik dari ini. Di sini kita berubah,
mencari jati diri, mulai mengenal lawan jenis, mencoba hal-hal gila, melakukan
kebodohan beramai-ramai, serta segala tekanan yang ada menambah bumbu dari
setiap detik masa SMA.
Saranku pada adik-adik yang akan
memasuki masa SMA jadilah apa adanya karena masa SMA terlalu singkat untuk kita
menjadi orang lain. Kembangkan apa yang kamu bisa di masa SMA. Jangan terlalu
keras pada dirimu tapi juga jangan terlalu santai. Aku tidak menyuruh kalian
menjadi pintar di masa SMA tetapi menjadi cerdas. Masa SMA biasanya memberi
kalian sahabat yang benar-benar sahabat. Sebisa mungki kalian harus menjaganya.
Karena rasanya sangat pedih kehilangan orang-orang baik seperti mereka.
Untuk teman-teman seperjuanganku, mari
kita relakan apa yang memang seharusnya berlalu, mengampuni kesalahan kita dan
orang lain, mari semangat buka lembaran baru. Meskipun masa SMA adalah masa
yang terindah tapi hidup tetap harus terus berjalan. Terbanglah, lebarkan
sayap, lintasi samudra dan benua, sampai akhirnya ketika kita bertemu bukan
untuk membuktikan siapa kita melainkan melepas rindu berusaha mengambil
serpihan kenangan masa terindah kita.
Aku senang telah melewati sampai ke
tahap ini.
Medan, 5 April 2013